Pesan Menohon Sekjen Kemendagri, Jangan Ngerasa Sudah Elektronik Tapi Selow Respon

Suhajar dalam acara Sosialisasi Mobile Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Android dan IOS di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
BUKAMATA.CO, JAKARTA - Suhajar Diantoro Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengatakan pihaknya terus mendorong perbaikan sistem pemerintahan berbasis elektronik.
“Jangan merasa sudah elektronik-elektronik, kita dengan bangga mengatakan ini elektronik, tapi di daerah masih banyak keluhan. Juga help desk-nya tidak ada responsnya. Karena itu hari ini saya akan memanggil 27 orang yang mengerti tentang IT ini, polisi, Angkatan Darat, UI, Kominfo, ayo kita bangun Kemendagri ini,” kata Suhajar dalam acara Sosialisasi Mobile Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Android dan IOS di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Dalam acara yang digelar Biro Kepegawaian tersebut, dia menyampaikan, diperlukan inovasi-inovasi agar transformasi berbasis digital dalam pemerintahan bisa berjalan. Apalagi hari ini pemerintah sudah mengoperasikan sekitar 27.400 aplikasi.
Kata dia, jangan sampai aplikasi-aplikasi yang sudah dibuat tidak mengalami kemajuan karena susah dioperasikan.
Menurutnya electronic office (e-office) harus dibangun secara lebih sederhana.
“Jadi jangan membuat aplikasi dengan sangat birokratis. Artinya aplikasi ini harus untuk seluruh generasi. Jangan membangun aplikasi tapi aplikasi generasi baby boomers. Kita ingin e-office itu semudah aplikasi WhatsApp, semudah mengoperasikan Instagram,” ujarnya.
Adapun Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang sudah berbasis elektronik, kata dia, masih memiliki kekurangan, seperti sukarnya dalam proses pengunggahan (upload). Dirinya meminta agar prosesnya harus dipermudah.
“Saya minta sadari betul kelemahan-kelemahan ini, karena sesungguhnya aplikasi-aplikasi (ini) yang terbangun untuk menjadi smart city,” tuturnya.
Di sisi teknologi, lanjut Suhajar, persoalan hari ini adalah pemegang kendali kebijakan masih didominasi generasi X dan baby boomer.
Sementara, generasi yang sangat melek teknologi adalah generasi milenial. Namun sayangnya tidak semua generasi milenial hidup dengan cara milenial dan malah meniru gaya hidup generasi sebelumnya.
Untuk itu, dia mendorong generasi milenial untuk bekerja dengan benar, terus belajar, dan tidak berpangku tangan.
“Jangan takut mengatakan kalau kita memang belum tahu dan harus belajar. Generasi milenial Anda harus bertanggung jawab untuk meneruskan hal-hal yang baru ini, jangan dibiarkan,” ujarnya
Komentar Via Facebook :